Proses finishing tidak dapat dilepaskan dari pembuatan produk furniture. Coba perhatikan furniture di sekitar Anda, apakah masih ada produk tanpa melalui finishing? Sepertinya sudah jarang ditemui furniture tanpa finishing. Kecuali di dalam ruangan dengan tema khusus, yang menggunakan produk-produk tanpa finishing.
Sebelum lebih lanjut, mari kita pahami makna finishing furniture itu sendiri. Finishing dapat diartikan sebagai proses melapisi permukaan benda. Ini merupakan tahap akhir dalam proses pembuatan produk atau mebel. Lantas apa saja tujuan dan manfaat finishing kayu? Berikut penjelasan lebih detailnya.
Tujuan Finishing Kayu
Apa tujuannya? Tentunya untuk memberikan nilai tambah pada produk tersebut. Nilai tambah pada furniture dapat diartikan banyak hal. Antara lain meningkatkan nilai seni, keindahan (enhancement of appearance), dan keunikan. Semakin tinggi nilai penampilannya, maka semakin tinggi juga nilai jualnya.
Tidak hanya berfokus pada penampilan, finishing juga menambah ketahanan atau masa pakai produk alias lebih awet (protection and appearance). Ketahanan yang dimaksud dapat memberikan perlindungan terhadap jamur, serangga, bahan kimia, bahkan cuaca. Sebab, lapisan finishing mampu memberikan perlindungan terhadap substrat di bawahnya. Dengan begitu, fungsi produk akan lebih maksimal dan kuat.
Karena finishing memberikan daya tahan lebih kuat, maka secara otomatis perawatan lebih mudah (provide an easy to clean surface). Anda tidak perlu lagi mengeluarkan budget berlebih dalam perawatan. Inilah alasan utamanya furniture dengan finishing banyak disukai masyarakat luas.
Hasil Finishing Kayu
Ya sama-sama bertujuan memberikan perlindungan dengan cara melapisi substrat di dalamnya, namun bahan dan proses finishing itu sendiri memiliki ragam jenis. Apalagi saat ini, bahan yang digunakan untuk finishing semakin banyak, jenis A-Z pun ada di pasaran.
Satu bahan dan proses finishing dengan jenis lainnya akan memberikan hasil berbeda. Lantas jenis finishing mana yang terbaik? Itu tergantung pada kebutuhan dan selera Anda masing-masing. Setiap jenis bahan dan proses pastinya memiliki kelebihan dan kekurangan.
Secara umum tampilan hasil finishing dapat dibagi menjadi 3 kategori, sebagai berikut.
Warna
Ada banyak warna pada furniture di sekitar. Berdasarkan jenisnya, warna pada finishing kayu dapat dibedakan menjadi natural, transparan, semi transparan, tutup serat (solid/duco), dan simpang rupa (special effect).
Lapisan
Sementara berdasarkan lapisan, penampilan hasil finishing dapat dibagi menjadi dua, yaitu finishing pori tertutup (close pore) dan finishing pori terbuka (open pore).
Finishing tertutup merupakan jenis finishing kayu yang benar-benar tertutup secara struktural. Penggunaan dempul (putty) atau wood filler sangat diperlukan dalam proses ini sebagai lapisan dasar yang menutupi lubang maupun pori kayu yang tidak rata.
Sebaliknya, finishing terbuka menampilkan pori kayu yang masih terbuka secara struktura. Tidak ada penggunaan dempul atau filler. Biasanya pengrajin langsung menggunakan clear coat seperti varnish dan plitur shellac. Karena itu, prosesnya terbilang lebih cepat dan sederhana.
Tingkat Kilap
Finishing kayu bukan sekedar langsung melapisi saja, namun juga memiliki tingkat kilap yang dihasilkan. Tingkat kilap ini dibagi berdasarkan intensitasnya, antara gloss (90%), medium gloss (70%), semi gloss (50%), satin (30%), dof (15%), dan dead matt (5%). Hal tersebut dapat diatur dengan menentukan pilihan bahan topcoat yang digunakan sesuai kebutuhan.
Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Finishing
Proses finishing produk tentunya melalui banyak tahapan. Satu tahap dengan tahap lainnya memberikan pengaruh pada hasil akhir finishing. Faktor yang mempengaruhi hasil finishing produk dapat dibagi menjadi berikut ini.
Fungsi Furniture
Ada banyak bahan finishing. Pemilihan bahan finishing tidak boleh sembarangan. Ini harus mempertimbangkan fungsi dari produk furniture yang dibuat, apakah lebih menonjolkan fungsinya atau hanya untuk kebutuhan dekoratif.
Model Dan Desain Produk
Setiap model dan desain produk pastinya membutuhkan cara finishing yang berbeda-beda. Misalnya, furniture ukiran membutuhkan cara dan cahan finishing yang berbeda dibandingkan dengan produk non ukiran.
Substrat Produk
Dalam proses finishing, kita wajib mengetahui karakteristik bahan kayu yang digunakan. Karakteristik ini akan mempengaruhi pemilihan bahan dan cara finishing. Contohnya, substrat kayu kati lebih cocok menggunakan jenis warna finishing transparan dibandingkan dengan warna dof. Hal ini bertujuan untuk menonjolkan nilai estetika dari kayu jati.
Berdasarkan ulasan finishing tersebut, tentunya banyak manfaat yang diperoleh. PT Wahana Lentera Raya menyediakan jasa finishing furniture dengan mesin berteknologi canggih dari Jerman. Ada banyak jenis finishing furniture yang dapat Anda percayakan kepada kami. Beberapa diantaranya antara lain UV Coating, CNC Cutting, Honeycomb, Laminasi Kayu, Wrapping, dll. Anda dapat menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Silakan hubungi kami segera!
Comentários